Sunday 10 February 2019

Waspada, Anak Indonesia #DaruratDHA

Di tengah semangat perayaan Hari Gizi Nasional yang jatuh pada tanggal 25 Januari yang lalu, ternyata terungkap sebuah kenyataan pahit bagi anak Indonesia. Pasalnya 8 dari 10 anak Indonesia berusia 4-12 tahun mengalami kekurangan nutrisi otak akibat defisitnya asupan Docosahexaenoic Acid atau yang kita kenal dengan DHA. Yup, kondisi anak Indonesia saat ini termasuk Darurat DHA!


Kalau kita telaah lagi, DHA merupakan makronutrient yang terbentuk dari asam lemak essential atau biasa kita sebut dengan Omega 3. Jadi, walaupun sedikit ditakuti ternyata lemak bagi anak-anak memiliki peranan penting bagi tumbuh kembang dan nutrisi bagi sel otaknya. Di Indonesia sendiri, jumlah konsumsi asam lemak essential bagi anak usia 4-12 tahun berada jauh dibawah rekomendasi WHO yaitu sebesar 40%.

Pola asuh, jumlah nutrisi harian yang diberikan serta pengetahuan an literasi orang tua akan hal ini memegang peranan penting untuk bisa membantu 80% anak Indonesia bisa bebas dari Darurat DHA. Dari hasil riset, makanan mengandung lemak yang banyak dikonsumsi oleh anak-anak di Indonesia ini sebagian besar justru adalah emak jenuh seperti minyak kelapa dan minyak sawit. Malahan lemak tak jenuh seperti minyak dari ikan dan susu jauh lebih sedikit dikonsumsi anak Indonesia. Padahal, minyak ikan dan susu adalah sumber tebesar dari Omega 3.

DHA ini memiliki peranan penting sebagai nutrisi sel otak sehingga akan mempengaruhi kecerdasan dan daya ingat seseorang. Selain itu DHA juga dibutuhkan untuk mengoptimalkan penglihatan anak.

Selain DHA, anak Indonesia juga tergolong kekurangan EPA yang juga merupakan asam lemak Omega 3. Pasti bagi moms sudah tidak asing lagi mendengar DHA dan EPA yang selalu dipasangkan. Ya memang DHA dan EPA sama-sama asam lemak tak jenuh yang terdapat dalam Omega 3.

Berbeda dengan DHA, EPA adalah eicosapentaenoic acid yang berfungsi untuk membantu produksi rostaglandin dalam sel darah. Jadi EPA ini berada dalam sel darah untuk mengatur tekanan darah dan imunitas bagi si kecil agar tidak mudah sakit.

Tabel Perbedaan Omega 6 dan Omega 3 - wellytails.com

Kata Prof Dr Ir. Ahmad Sulaeman DHA dan EPA dibutuhkan oleh tubuh sejak janin hingga dewasa nanti karena berperan penting pada kondisi fisik dan kecerdasan seseorang.


Tolok ukur seorang anak mengalami #DaruratDHA adalah beberapa diantaranya, sulit untuk berkonsentrasi, kecerdasan akademik menurun, daya ingat rendah, kulit kering, menjadi mudah sakit, serta apabila sudah mempengaruhi pertumbuhan tubuh maka anak akan mengalami stunting atau tubuhnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan anak sebayanya. Nah, apabila si kecil mengalami salah satu atau beberapa kondisi tersebut, ada baiknya mulai membenahi pola makan si kecil dengan kandungan lemak sehat atau lemak tak jenuh dari daging, ikan, telur dan susu yang merupakan sumber nutrisi Omega 3.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi, menganjurkan konsumsi Omega 3 bagi anak usia 4-9 tahun sebesar 0,9gr per hari. Sedangkan untuk usia 10-12 tahun dianjurkan untuk mengkonsumsi Omega 3 setidaknya 1,2gr bagi laki-laki dan 1,0gr bagi perempuan. Untuk DHA, anak usia 4-12 tahun seharusnya mengkonsumsi sebesar 100-118mg asupan per hari nya.


Kita sebagai orang tua masih bisa menyelamatkan anak kita dan sebagian besar anak Indonesia dengan memahami pentingnya memberikan nutrisi yang tepat dan mengandung DHA dan Omega 3 sejak asa kehamilan. Karena ternyata terbukti, ibu yang mengkonsumsi ikan dan susu pertumbuhan selama masa kehamilan akan melahirkan anak yang tinggi IQ dan sehat kondisi fisiknya.

Bagi moms yang memiliki anak usia 4-12 tahun, yuk kita mulai memperhatikan asupan DHA dan Omega 3 hariannya apalagi sekarang kita tahu bahwa ikan, telur dan susu pertumbuhan merupakan sumber Omega 3 dan DHA. Kita bantu selamatkan anak kita dan generasinya agar terbebas dari #DaruratDHA!!

No comments :

Post a Comment

Back to Top