Sunday 23 September 2018

[LIFESTYLE] My Version of How To Be a Mompreneur

Hi Moms,

Menjalani peran kita setiap hari tentunya sudah sangat menguras fisik dan mental. Bagaimana tidak, dari melek mata hingga tidur lagi seakan seabreg pekerjaan harus kita jalani setaip harinya. Dan kalau bisa minta, hampir semua moms ingin punya waktu lebih dari 24 jam sehari. Hihihi..
Memang benar, menjadi seorang ibu adalah tugas utama kita. Menjadi pendamping serta penolong bagi suami dan menjadi pembimbing anak-anak sudah tugas mutlak kita. Tapi nyatanya sebagai full-time-mom bukanlah tipe yang "aku banget". Karena sejak SMA aku sudah terbiasa untuk mencari uang sendiri sehingga setelah menikah dan punya anak pun aku akan stress jika harus di rumah melulu tanpa ada yang dikerjakan.


Salahkah menjadi ibu bekerja?? Tidak ada yang salah, yang salah hanyalah jika kita melalaikan tugas utama kita sebagai seorang istri dan sorang ibu apalagi jika sebenarnya kita punya kemampuan lebih untuk bisa menyokong finansial suami tapi tidak kita lakukan. Kalau pesan dari mama dulu sebelum saya menikah, "jadi perempuan harus tetap mandiri, jangan melulu mengandalkan suami, harus punya tabungan sendiri supaya saat ada kejadian darurat, kamu bisa bantu suami"

Kata-kata itulah yang terus melekat dan selalu jadi penyemangatku dalam bekerja. Kendala yang aku hadapi adalah aku saat ini berperan sebagai full-time-mom tanpa nanny dan asisten rumah tangga. Hampir semua pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak, aku kerjakan sendiri. Bersyukur sekali punya suami yang mau turun tangan dalam pekerjaan rumah tangga seperti memasak dan mengepel.


Sejak anak kami masuk usia sekolah, aku memutuskan untuk memiliki pekerjaan sampingan dengan berjualan baju secara online, tapi ternyata itu tidak berjalan lama karena aku kerepotan menentukan management waktu yang pas. Dan mungkin memang aku tidak punya bakat untuk berdagang, haha..
Akhirnya aku memutuskan untuk mengejar cita-citaku di dunia jurnalistik. Aku yang sejak kecil suka sekali mengirim puisi dan cerpen di majalah anak-anak saat itu serta mengikuti banyak sekali seminar tentang menulis, akhirnya tahun 2015 lalu perlahan-lahan aku mulai mengaktifkan kembali blog yang sudah lama tidak tersentuh.


Menjadi seorang content creator juga termasuk enterpreneur lho, karena selain mendapat penghasilan tapi seorang content creator atau blogger juga merupakan pekerja mandiri profesional. Bangga rasanya saat mengetahui bahwa kita masih bisa produktif dan menjadi berkat untuk keluarga kita tercinta tanpa harus melepaskan tanggung jawab mengurus rumah tangga dan anak-anak kita.



Nah, bagi sebagian moms yang ingin menjadi mompreneur sebenarnya caranya sangat gampang karena beberapa hari lalu aku menghadiri acara Z Womantalk bersama Mbak Futri Zulya, seorang lady boss, istri dan ibu dari 2 anak. Mbak Futri Zulya juga merupakan seorang CEO dan Founder dari PT. Batin Media Indonesia yang bergerak di bidang klinik kecantikan, skincare dan abaya fashion. Mba Futri berbagi tips untuk bisa menjadi mompreneur supaya perempuan Indonesia bisa memiliki value untuk keluarganya dan membantu meningkatkan pendapatan keluarga.

Mbak Futri mengatakan bahwa wanita adalah makhluk yang istimewa, seorang MOM (Master Of Multitasking). Dibalik peran wanita yang luar biasa ternyata stereotype wanita adalah mudah stress, memiliki penghasilan rendah dibanding laki-laki, tidak mau mengambil resiko dalam investasi tapi punya hobby belanja. Oleh karena itu, tidak ada salahnya koq untuk menambah pendapatan keluarga dengan menjadi mompreneur.
Bahkan mungkin bagi sebagian mommy (termasuk saya), justru dengan bekerja malah tingkat stress berkurang karena kita tetap merasa produktif dan masih punya banyak networking.


Dalam bidangku sebagai blogger dan content creator terutama di topik beauty, manfaat yang aku rasakan adalah jadi lebih hemat anggaran untuk berbelanja kosmetik. Bagaimana tidak saat ada launching produk makeup atau skincare baru, aku sudah bisa mencoba dan mereview nya bahkan bisa mendapatkan fee tambahan.

Ternyata banyak juga perempuan yang tertarik untuk menjadi beauty blogger seperti yang aku jalani saat ini, terbukti dari banyaknya email dan pesan yang masuk untuk bertanya "kak, bagaiamana sih caranya menjadi beauty blogger?" Nah, mumpung topik pembahasan kita kali ini tentang entrepreneur maka aku akan coba menjawab apa saja yang kalian butuhkan untuk bisa menjadi mompreneur, woman-preneur terutama di bidang beauty blogger dan content creator.

1. Support System
Support dari pasangan, anak dan lingkungan sekitar adalah mantra sukses untuk seorang mompreneur, begitu kata Mbak Futri. Dan memang betul aku rasakan karena suami dan anakku juga turut mendukung untuk menyediakan satu spot di rumah untuk aku bisa melakukan filming atau foto produk. Bahkan jika aku harus datang ke suatu event, suami dan mertua tidak segan untuk membantu menjemput anakku pulang sekolah.

2. Set Your Priority
Tentukan prioritas, artinya bukan mengesampingkan keluarga tapi sebisa mungkin tentukan bussiness plan sesuai dengan keterbatasan waktu yang kita miliki. Contohnya jika aku harus melakukan video review atau menulis artikel, tentu aku lakukan saat anakku sekolah atau saat malam anakku sudah tidur. Saat ada anak dan suami di rumah bersama dengan aku, sebisa mungkin aku benar-benar "hadir" untuk mereka dan tetap mengagendakan menjemput pulang sekolah atau family time saat weekend.

3. Planning and Research
Saat memulai menjadi content creator atau blogger pastikan kalian sudah merencanakan untuk membuat blog pribadi, mempunyai eralatan fotografi yang memadai dan yang pasti harus punya topik utama apa yang akan kalian bahas. Jika suka makeup bisa menjadi beauty blogger, jika suka masak dan makan bisa mejadi food blogger, atau jika kalian suka jalan-jalan bersama keluarga kalian bisa membahasnya sebagai content travel blogger. Jangan lupa untuk selalu lakukan research tentang topik yang sedang hangat di masyarakat saat ini. Manfaatkan internet, atau banyak membaca artikel blogger lainnya bisa menambah keratifitas dan ide untuk dituangkan dalam content kalian.

4. Belajar Literasi Keuangan
Apabila blog atau content kalian sudah mulai menghasilkan, belajarlah untuk mengalokasikannya dengan benar. Sisihkan sebagian untuk ditabung supaya bisa upgrade skill dengan mengikuti seminar, atau upgrade peralatan komputer, handphone dan kamera. Jangan lupa sisihkan untuk zakat bagi yang muslim atau perpuluhan bagi non-muslim (itu wajib hukumnya yaa..)
Oh ya, ada tips juga dari Mbak Futri untuk membagi pos pengeluaran dengan 3 rekening atau amplop berbeda dengan persentase 50% untuk living atau kebutuhan sehari-hari, 30% savng untuk upgrade skill atau eralatan kerja, dan sisanya 20% untuk playing atau uang kita untuk kita nikmati setelah lelah bekerja mengejar deadline. Hihihi..

Dari empat tahapan tersebut, kita bisa belajar menjadi mompreneur atau womanpreneur yang mandiri serta bisa membantu keuangan keluarga juga. Betapa bangganya saat kita bisa membelikan hadiah untuk anak atau suami dari hasil kerja keras kita sendiri, atau bisa mengumpulkan uang darurat sendiri apabila terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan pada keluarga kita.



Bagiku, menjadi sukses adalah bisa menyeimbangkan antara mengejar passion, bekerja dan tetap bisa menjadi istri serta ibu yang baik setaip harinya. I'm still full-time-mom with part-time job.

Semoga semua moms disini bisa tetap bahagia dan produktif. Dan semoga tulisanku kali ini bisa bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi beberapa teman yang bertanya bagaimana menjadi seorang beauty blogger dan mommy blogger. sampai jumpa di tulisanku selanjutnya.


No comments :

Post a Comment

Back to Top